Apakah Temuan Sampul Kitab Kuno ini Merujuk pada Wajah Yesus Kristus?


Temuan kali ini berupa sosok wajah yang mungkin familiar. Sosok wajah itu mungkin sangat akrab: lelaki berjenggot dengan rambut bergelombang. Detail lukisan potret ini sulit terlihat, namun dari sudut pengelihatan tertentu, di sekitar alisnya terlihat seperti sebuah mahkota berduri.
Kemungkinan, potret seraut wajah itu merujuk Yesus Kristus. Potret tersebut tergeletak di gua tersembunyi, selama hampir 2.000 tahun. Jika asli, temuan ini bisa merupakan potret Yesus Kristus yang pertama kali. Bahkan, potret ini mungkin dibuat pada masa yang sama, oleh seniman yang sungguh mengenalnya.

Penggalian baru-baru ini membuahkan hasil yang luar biasa. Selain potret Yesus Kristus, ditemukan juga 70 kitab berupa buklet di sebuah gua, di perbukitan yang menghadap ke arah Laut Galilea. Bukletnya berukuran kecil, sedikit lebih kecil dari kartu kredit modern. Semua sisinya masih dalam keadaan disegel dan sampul cetak timbul atau 3-D berbentuk wajah manusia. Sampul-sampul itu terbuat dari besi.

Wajah 3-D pada sampul tersebut satunya memiliki jenggot, tetapi yang lainnya tidak berjenggot. Terlihat juga bekas sidik jari pembuatnya pada temuan tersebut. Di bawah sampul wajahnya, terdapat sebuah tulisan berupa naskah Ibrani kuno yang belum diketahui artinya. Sejauh ini, hanya ditemukan sebuah frasa yang artinya: Juru Selamat Israel.

Berita ini pernah dilansir Daily Mail pada 2011. Pemilik termuan tersebut adalah sopir truk Badui bernama Hassan Saida, yang tinggal di desa Arab umm al-Ghanim, Shibli. Dia telah menolak untuk menjual buklet tersebut, namun dia bersedia meminjamkan dua sampel untuk dikirim ke Inggris dan Swiss demi pengujian. Awalnya, artefak tersebut ditemukan di sebuah gua di Desa Saham, Yordania, dekat dari Israel. Menurut sumber di Desa Saham, dia  menemukannya lima tahun yang lalu setelah peristiwa banjir bandang menimpa.


Ketika peristiwa banjir bandang, air bah menyapu pegunungan dan memperlihatkan sebuah batu besar. Lalu, warga menyingkirkan batu tersebut. Ternyata, terdapat sebuah gua di balik batu besar tersebut. Di dalam gua, mereka menemukan sebuah bagian pada tembok yang menjorok ke dalam, membentuk semacam kolom. Kolom-kolom tersebut berisikan buklet. Ada juga objek lain termasuk beberapa pelat logam dan gulungan timah.

Daerah ini terkenal sebagai tempat perlindungan bagi orang Yahudi kuno. Mereka melarikan diri dari  serangkaian pemberontakan terhadap kekaisaran Romawi pada abad kedua Masehi. Era tersebut sangat penting bagi para ulama Alkitab karena mencakup pergolakan politik, sosial, dan agama, yang menyebabkan pertikaian antara Yudaisme dan Kristen. Pertikaian tersebut berakhir dengan kemenangan oleh Kekristenan Romawi.


Gua berjarak kurang dari 150 kilometer dari Qumran, tempat Gulungan Laut Mati ditemukan. Menurut arkeolog, Gulungan Laut Mati berisikan 
versi paling awal dari Alkitab Ibrani dan teks-teks lainnya. Penemuan-penemuan utama itu berhubungan dengan kebangkitan Kekristenan. Gulungan Laut Mati terdiri atas beberapa lembaran yang tampaknya menggunakan bahasa Fenisia. Halaman awalnya pun berupa gambar bergaya, bukan potret wajah, seperti yang ditemukan baru-baru ini.

Gulungan yang baru-baru ini ditemukan masing-masing berisikan delapan atau sembilan halaman, dan diikat dengan cincin timah. Sebagian lembarannya rusak karena terkorosi (perusakan yang disebabkan oleh reaksi kimia) sehingga harus berhati-hati saat membukanya. 

Banyak buku yang semua sisinya masih disegel dengan cincin logam. Artinya, buku-buku tersebut tidak dimaksudkan untuk dibuka. Boleh jadi, buku-buku itu mengandung kata-kata suci yang seharusnya tidak dibaca secara sembarang.

Comments

Popular posts from this blog

Legenda Hibagon

Suara aneh dan menakutkan di hutan Kanada

Pee Mae Mai, Kisah 'Hantu Janda' yang Sempat Gegerkan Thailand