Ngeri, Gunung yang Menenggelamkan Atlantis Kini Akan Meletus Lagi


Batuan cair menggelegak panas di bawah pulau gunung berapi Santorini, di Laut Aegea, Yunani, tempat salah satu erupsi gunung berapi terdahsyat di Bumi terjadi, dalam kurun waktu 10.000 tahun.

Letusan itu terjadi sekitar 3.600 tahun lalu. Kala itu, sekitar tahun 1620 Sebelum Masehi, Santorini meletus dahsyat, memicu tsunami setinggi 12 meter yang menyapu bersih peradaban Minoa di Yunani, dan mungkin telah melahirkan salah satu legenda yang menyandera imaji manusia: misteri kota Atlantis yang hilang.

Dan gunung itu kini menunjukan tanda-tanda kebangkitannya. Dalam 1,5 tahun terakhir, ruang magma di bawah pulau gunung berapi itu menggelembung sebesar 20 juta meter kubik, atau 15 kali ukuran London Olympic Stadium - yang digunakan sebagai lokasi pembukaan dan penutupan olimpiade 2012.

Massa magma raksasa juga telah menyebabkan kenaikan pulau setinggi 14 centimeter. Demikian studi terbaru yang dimuat di jurnal Nature Geoscience.

Penelitian terbaru ini menindaklanjuti laporan sebelumnya, yang menyatakan kebangkitan aktivitas gempa baru di bawah gunung berapi, setelah diam dan tenang selama 25 tahun terakhir.

Laporan tersebut menimbulkan kekhawatiran, gunung itu bisa meletus dalam waktu dekat, meski kapan persisnya belum bisa dipastikan.

"Sebelumnya kami sama sekali tidah tahu perilaku gunung api itu selama periode jeda antar erupsi," kata David Pyle, peneliti Oxford University dan salah satu penulis laporan, kepada situs sains Our Amazing Planet. "Saat ini, sepertinya ruang magma di bawah gunung berapi seperti Santorini tumbuh makin besar."

Saat meletus pada 1620 SM, gunung itu merusak peradaban di Laut Aegea, menghancurkan pulau-pulau di sekitarnya. Dari atas udara, kawah bekas letusannya kini hanya berupa wilayah kecil di antara koleksi pulau-pulau besar Yunani di Laut Aegea.

Awal tahun ini, sensor global positioning system (GPS) yang dipasang di kaldera mendeteksi pergerakan baru, mengukur serangkaian gempa bumi kecil.

Aktivitas seismik diyakini bisa memicu erupsi, dan sering menjadi pertanda bahwa sebuah gunung sedang bersiap meletus dalam waktu relatif dekat. Namun, yang membingungkan, alih-alih naik, aktivitas seismik justru menurun drastis dalam waktu beberapa bulan.

Bagaimana jika Santorini kembali meletus? Apakah efeknya akan sama mengerikan seperti di masa lalu?

Menurut para peneliti, tragedi yang sama tidak akan berulang kembali. Apalagi sampai menyapu perabadan seperti di era Minoa. Sebab, ukurannya jauh lebih kecil.

"Santorini memang terkenal dengan letusan dahsyatnya di masa lalu. Namun erupsi sebesar itu mungkin hanya terjadi tiap 20.000 tahun," kata Pyle. Meski demikian, para ahli memperingatkan, gunung api itu wajib terus diawasi.

Kaitan dengan Atlantis

Masih terkait letusan Santorini di masa lalu, ada banyak spekulasi tentang kaitannya dengan legenda Atlantis, yang, menurut Plato, tenggelam di dasar lautan.

Meski sebagian ilmuwan berpikir itu hanya cerita yang dibuat-buat, lainnya berpendapat cerita soal letusan gunung itu mungkin membangkitkan kisah tentang sebuah kerajaan yang hilang, tentang peradaban Minoa yang nyata pernah hidup dan berkembang di Mediterania.

Seperti diungkap Plato dalam "Timaeus" dan "Critias", Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules".

Pulau berperadaban maju itu memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra. "Hanya dalam waktu satu hari satu malam".

Sejumlah spekulasi pun bermunculan. Ada yang menyebut ia tenggelam di Kepulauan Mediterania, Gurun Sahara, Amerika Tengah, Antartika, Spanyol, bahkan Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Legenda Hibagon

Apa itu misteri kotak pandora?

Suara aneh dan menakutkan di hutan Kanada