Ikan Batu, Tampak Tidak Berbahaya tapi Ternyata Mematikan
Di Indonesia, ikan batu banyak dibudidayakan, bahkan sebagian orang menjadikannya sebagai ikan hias. Sekilas, ikan batu memang tampak tidak berbahaya. Namun, ternyata, ikan ini termasuk hewan berbahaya dengan senjata tersembunyi yang mematikan.
Ikan batu atau stonefish memang sudah terkenal memiliki tubuh berduri tajam, penyamaran yang mumpuni, dan racun mematikan. Namun, menurut studi terbaru, ikan ini ternyata juga memiliki "pisau lipat" di wajahnya. Senjata tersebut memantapkannya sebagai ikan berbahaya dan beracun, yang harus diwaspadai para penyelam.
Seorang ahli ikan dari Universitas Kansas, William Leo Smith, baru menyadarinya setelah membedah ikan batu jenis Waspfish, yang tak lain adalah ikan peliharaannya sendiri.
Smith melihat bahwa otot pipi yang menggerakan pisau kelenjar air mata ternyata terhubung dengan tulang penopang di bawah organ mata. Karena posisi senjata tersebut, maka senjata ikan batu diberi nama pisau kelenjar mata.
"Saya tidak tahu mengapa ini belum pernah ditemukan sebelumnya," ungkap Smith, dikutip dari Live Science. "Mungkin karena hanya ada satu atau dua orang yang pernah mengamati kelompok ikan ini."
Dari semua ikan batu yang dianalisis Smith, semua memiliki tipe unik dalam hal mekanisme "pisau lipat" di pipinya, tepat di bawah mata.
"Yang membuat ikan ini berbeda dalam hal 'pisau lipat' adalah bahwa tulang ini [lachrymal] biasanya tidak bergerak, tetapi ikan-ikan ini bisa memutarnya hingga 90 derajat sepanjang sumbu kepala-ekor," kata Smith.
Intinya, tulang belakang menyembul keluar dari samping ketika diaktifkan, seperti kumis yang berbahaya.
Ikan batu atau stonefish memang sudah terkenal memiliki tubuh berduri tajam, penyamaran yang mumpuni, dan racun mematikan. Namun, menurut studi terbaru, ikan ini ternyata juga memiliki "pisau lipat" di wajahnya. Senjata tersebut memantapkannya sebagai ikan berbahaya dan beracun, yang harus diwaspadai para penyelam.
Seorang ahli ikan dari Universitas Kansas, William Leo Smith, baru menyadarinya setelah membedah ikan batu jenis Waspfish, yang tak lain adalah ikan peliharaannya sendiri.
Smith melihat bahwa otot pipi yang menggerakan pisau kelenjar air mata ternyata terhubung dengan tulang penopang di bawah organ mata. Karena posisi senjata tersebut, maka senjata ikan batu diberi nama pisau kelenjar mata.
"Saya tidak tahu mengapa ini belum pernah ditemukan sebelumnya," ungkap Smith, dikutip dari Live Science. "Mungkin karena hanya ada satu atau dua orang yang pernah mengamati kelompok ikan ini."
Dari semua ikan batu yang dianalisis Smith, semua memiliki tipe unik dalam hal mekanisme "pisau lipat" di pipinya, tepat di bawah mata.
"Yang membuat ikan ini berbeda dalam hal 'pisau lipat' adalah bahwa tulang ini [lachrymal] biasanya tidak bergerak, tetapi ikan-ikan ini bisa memutarnya hingga 90 derajat sepanjang sumbu kepala-ekor," kata Smith.
Intinya, tulang belakang menyembul keluar dari samping ketika diaktifkan, seperti kumis yang berbahaya.
"Tampaknya, ikan ini telah memperkuat pertahanan diri mereka," kata Smith. "Sejauh yang saya tahu, pisau itu atau jaringan sekitarnya tidak beracun."
Smith juga berkata, panjang pisau ikan batu biasanya setengah hingga 2,5 kali lebar mata seluruh ikan batu. Pisau akan tampak besar saat ikan batu berusia muda. Tapi seiring pertumbuhan ikan, pisau itu akan tampak kecil ketika tubuh ikan yang semakin besar.
"Ada sekitar 134 spesies ikan batu, dan mungkin mereka semua memiliki senjata itu—saya mungkin memeriksa sekitar setengah dari mereka," kata Smith.
Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Copeia ini tidak hanya menakjubkan, tetapi juga membantu Smith dan para peneliti lain untuk mengelompokkan silsilah ikan batu.
"Semua ikan yang digolongkan dalam keluarga ikan batu sebelumnya terpisah menjadi delapan famili," kata Smith. “Karena kami memiliki satu fitur rumit yang mudah dikenali, itu berarti spesies baru dapat ditempatkan dengan benar di keluarga ini.”
Dikutip dari Popular Mechanics, saat diperiksa di bawah lampu fluorescent, senjata ikan batu tersebut akan berwarna hijau, dan di tulang lainnya berwarna merah.
Beberapa jenis ikan batu sering ditemukan di perairan pesisir Indo-Pasifik. Selain itu, ikan ini bukanlah ikan yang mudah ditemui.
"Ikan-ikan ini agak langka di alam liar, dan para peneliti jarang meneliti fisiologi dan perilaku ikan batu, jadi mereka tidak pernah melihat ada pisau yang terkunci di organ lachrymal mereka," kata Smith, dilansir dari Discovery Magazine.
Meski cukup langka di alam liar, menurut Smith, ikan ini malah dibudidayakan di Indonesia.
"Ada budidaya yang lebih besar di Indonesia. Itu membingungkan bagi saya. Racunnya rusak dalam sistem pencernaan kita. Tetapi orang-orang makan banyak spesies berbisa di seluruh dunia, bahkan di AS," ujar Smith.
Comments
Post a Comment