Kisah Flying Dutchman, Kapal Era VOC yang Tak Pernah Bisa Berlabuh
Siapa yang tidak mengenal nama Flying Dutchman atau Si Belanda Terbang? Nama itu sangat populer dalam cerita yang berhubungan dengan dunia maritim. Sosok itu digambarkan dalam animasi SpongeBob SquarePants yang diproduksi Nickelodeon, dan Pirates of the Caribbean oleh Walt Disney Pictures.
Pada animasi SpongeBob SquarePants, Flying Dutchman tampil sebagai hantu bajak laut dengan kapal suramnya yang mengambang di dalam perairan Samudera Pasifik. Sedangkan dalam Pirates of the Caribbean, hanya menjadi nama kapal dengan kapten bernama Davy Jones.
Siapakah sejatinya Flying Dutchman yang melegenda itu?
Mitos Flying Dutchman diperkirakan muncul dari masa penjelajahan samudera oleh masyarakat Belanda. Dia ditakdirkan sebagai kapal yang mengarungi lautan untuk selamanya, yang kisahnya diperkirakan sejak abad ke-17, dimana VOC berada pada masa kejayaannya.
Agnes Andeweg, profesor sastra di University College Utrecht, dikutip dari Atlas Obscura, dirinya tidak pernah menemukan semua teks pelaut Belanda yang menyebutkan Flying Dutchman (De Vliegende Hollander) sebelum tahun 1800.
"Termasuk kumpulan ribuan surat oleh pelaut, dan tidak ada penyebutan Flying Dutchman—tak pernah. Jika itu adalah bagian dari pengetahuan, itu semestinya bagian dari pengetahuan Inggris," ujarnya.
Andeweg juga menulis tentang Flying Dutchman dalam esainya yang mendapatkan juara dalam kompetisi ISCH Essay Competition 2014, berjudul Manifestastions of the Flying Dutchman: On Materializing Ghosts and (Not) Remembering the Colonial Past dan dipublikasikan di laman Academia-nya.
Dia lebih menganggap mitos kapal Flying Dutchman muncul pada paruh akhir abad ke-18, ketika kekuasaan maritim Belanda runtuh dan bubarnya VOC. Kisah Si Belanda Terbang itu lebih banyak muncul dalam catatan pelaut Inggris pasca 1800, dengan menyebut asalnya dari abad ke-17.
Dalam kisah perjalanan A Voyage to Botany Bay (1795), seorang tahana Inggris yang terkenal pada masanya, George Barrington, melihat penampakan itu pertama kalinya.
"Narator (naskah) menceritakan sebuah kisah tentang kapal Belanda yang tenggelam yang menghantui Tanjung Harapan: 'hantu yang seharusnya disebut kapal orang Belanda yang terbang" tulis Andeweg dalam esainya. "Dia membuat cerita itu berdasarkan pengalaman para pelaut Belanda yang ketakutan ketika pertama kali menyaksikan kapal itu".
"Dari belanda para pelaut Inggris itu tergila-gila, tetapi seperti yang ditambahkan oleh narator yang berpikir jernih, takhayul ini harus dikaitkan dengan kebanyakan mengonsumsi 'Belanda' (Holland), yaitu gin Belanda," lanjutnya mengutip isi catatan itu.
Mengutip dari Blackwood's Edingburgh Magazine edisi Mei 1821, penampakan Flying Dutchman terhadi di dekat Tanjung Harapan dengan menyebut nama kapten Hendrick van der Decken. Kapal itu adalah model Bernad Fokke yang dikenal sangat cepat melayar dari Belanda ke Jawa, dan dicurigai ada keterlibatan iblis di dalamnya.
Sang kapten membuat surat untuk orang-orang yang sudah lama mati, dan dikirim pada kapal lain. Jika ada yang menerima suratnya, van der Decken bersumpah untuk tetap mengitari Tanjung Harapan tanpa mendarat meskipun itu harus ke akhirat, agar membawa kemalangan bagi siapapun yang menerimanya.
Sastrawan Skotlandia, Sir Walter Scott juga menulis pengalaman menakutkannya ketiak berlayar di laut saat terjadi badai dalam Rokeby (1812). Dia menyebut Dutchman adalah kapal, bukan karakter manusia. Dutchman muncul dalam malapetaka yang terjadi dalam kru, tetapi tidak dijelaskan kejadiannya secara rinci.
Selain para pelaut, bahkan Raja George V (1865-1936) juga melihatnya. Seperti cerita SpongeBob SquarePants, kapal Flying Dutchman terlihat melayang-layang. Padahal itu sebenarnya dapat dijelaskan dengan penampakan fatamorgana, yang mana benda-benda di cakrawala seperti kapal bisa terlihat melayang-layang, seolah kapal hantu yang mengambang.
Kejadian serupa juga terjadi pada 4 Maret 2021 ketika David Morris, seorang pengembang properti, memotret penampakan itu pantai dekat Falmouth, Cornwall, Inggris. Dilansir dari BBC, Morris mengatakan fotonya bukan suntingan, dan para ahli menjelaskan kejadian itu fatamorgana superior yang serupa dialami George V.
Anderweg menganggap penampakan Flying Dutchman oleh orang Inggris terjadi secara sederhana. Kemunculannya sangat persis ketika kekuatan angkatan laut Belanda memdura, di saat Inggris berjaya.
“Pelaut di abad 18 dan 19 hanya memiliki dua penjelasan untuk pengalaman melihat Flying Dutchman: takhayul atau kegilaan,” kata Nic Compton, seorang penulis buku terkait maritim, seperti Off the Deep End: A History of Madness at Sea.
"Entah itu 'kapal hantu' atau kamu gila jika kamu pikir kamu telah melihatnya. Saat ini kami memiliki penjelasan ketiga: sains," ujarnya dilansir Atlas Obscura.
Ketenaran Flying Dutchman seketika menurun pada abad ke-20 seiring dunia maritim Inggris raya menurun. Andweg melihat ada dua faktor yang memudarkan ketenarannya: berkurangnya pengetahuan dan minat publik tentang pelayaran, dan berakhirnya era kolonialisme.
Comments
Post a Comment